Sunday 18 October 2015

Hal-hal yang Tidak Boleh Terlewatkan dalam Menyiapkan Final Artwork




Hal-hal yang Tidak Boleh Terlewatkan dalam Menyiapkan Final Artwork

Beberapa hal yang sering kali terlupakan ketika costumer memberikan desain kepada sebuah percetakan adalah final artwork, Apa itu final artwork? Buat yang belum tau, final artwork (FA) adalah istilah untuk file desain akhir yang siap cetak/print. Ada beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam menyiapkan final artwork. Poin-poin ini sangat penting untuk menghindari kesalahan pada saat cetak yang kemungkinan berujung pada hasil produksi yang tidak memuaskan . Final artwork sama saja sentuhan akhir pada desian seperti mengatur letak gambar, ukuran dan memastikan kembali desain yang di berikan. Namun biasanya final artwork sering kali terlupakan dan membuat kinerja percetakan sedikit terhambat dan serta membuat proses cetak menjadi tertunda.
1. Bleed
Bleed adalah bagian area desain di luar garis potong yang berfungsi untuk mengantisipasi rendahnya tingkat akurasi pada saat hasil cetak dipotong/disisir. Untuk materi Below the Line (BTL) seperti brosur, poster, buku, flagchain dan sebagainya umumnya menggunakan bleed dengan toleransi minimal 3 – 5 mm. Bleed ini berguna untuk meminimalisir agar pada saat pemotongan kertas semua bagian desain secara utuh tidak berkurang dan sesuai dengan ukuran yang sebenarnya. Contoh: bila ukuran desain adalah A4 210 mm X 297 mm, maka ditambah bleed minimal 3-5 mm (standar eropa) pada setiap sisinya, jadi ukuran FA termasuk bleed adalah 216 X 303 mm. Ukuran bidang desain tetap 210 X 297 mm. Untuk materi Above The Line (ATL) seperti majalah atau tabloid yang menggunakan ukuran penuh (100%) tanpa ada pemisah antara garis potong dengan halaman lay out maka tetap di butuhkan bleed. Tanpa bleed, hasil cetak pasca finishing potong akan terlihat kurang rapi dengan bergesernya titik potong ke luar atau ke dalam desain akhir. Jika titik potong meleset keluar, maka akan terlihat area putih kertas, jika meleset ke dalam, maka area desain yang seharusnya tidak terpotong akan ikut terpotong.
Selain itu untuk hasil maksimal dan lebih terlihat rapi, letak text, logo, gambar dan lainnya yang bukan berupa background sebaiknya berjarak paling tidak 5 mm dari garis potong agar tidak terlalu mepet keluar dan menghindari terpotongnya bagian tersebut.
ilustrasi bleed
Sebagai ilustrasi, gambar di bawah sebelah kanan adalah contoh hasil cetak yang disertai bleed sebelum dipotong, sementara gambar sebelah kiri setelah dipotong.
contoh bleed
2. Crop Marks
Tanda potong atau crop marks sangat membantu pada saat finishing potong. Hampir semua program aplikasi grafis telah memasang fasilitas pembuatan crop marks secara automatis. Namun apabli dilakukan dengan manula gunakanlah warna register untuk tanda ini C : 100 M : 100 Y : 100 K : 100, jika desain menggunakan dua elemen warna saja, maka gunakanlah 2 elemen tersebut, misalkan yang digunakan adalah magenta dan yellow, maka gunakanlah warna M : 100 dan Y : 100. Panjang garis cukup 3-6 mm dengan hairline.
3. Convert Font
Setelah desain dinyatakan final, convert/flaten lah semua font ke dalam format curve, hal ini untuk mengantisipasi missing atauincorect font ketika file dibuka di percetakan. Sebelum menconvert ada baiknya membackup dokumen tersebut, fungsinya ketika suatu saat ada perubahan masih ada file yang belum diconvert. Atau jika tidak ingin font tersebut diconvert, sertakan selalu font-font tersebut dalam satu folder tersendiri ketika file desain tersebut dikirim ke percetakan.
4. Resolusi
Sesuaikan resolusi dengan kebutuhan cetak. Standar resolusi yang baik adalah 300 dpi. Tapi buat pengecualian untuk cetakan yang berukuran besar seperti billboard. Untuk jenis Outdoor print seperti ini, resolusi yang baik adalah 72-150 dpi.

5. Mode Warna
Pastikan mode warna artwork sudah dikonversi ke CMYK dan bukan RGB. Karena, proses percetakan dan printing hanya mengenal mode CMYK, dan biasanya, mesin cetak/print akan otomatis mengkonversi mode warna RGB ke CMYK. Hal ini tentu akan berpengaruh kepada kualitas warna pada desain. Jadi, pastikan warna pada desain sesuai dengan yang diinginkan dalam mode warna CMYK.
6. Image link
Beberapa aplikasi grafis seperti Adobe Illustrator secara default menampilkan gambar (image) dengan tautan link ke folder di komputer. Hal ini untuk menghemat kapasitas file artwork yang kita kerjakan. Apabila file berpindah komputer, maka gambar yang seharusnya tampil pada desain tidak bisa ditemukan. Prinsipnya sama seperti font, kita bisa menggunakan fungsi embed untuk memasukkan gambar secara utuh pada file.

CATATAN : Jika kesulitan dalam melakukan hal di atas, sebaiknya tidak mengirimkan file berbentuk TIFF atau JPEG dan sejenisnya, kecuali menyertakan juga file asil pada saat desain dibuat (semisal adobe ilusrator, corel draw, freehand, photoshop atau lainnya).

Thanks to :  http://beritaprinting.com
Ano Raga Graphic Designer

Saya Ano Raga, salah seorang lulusan Rumah Gemilang Indonesia angkatan ke-13 yang saat ini bekerja disalah satu lembaga sosial di kota Depok

No comments:

Post a Comment

http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html